Let's fight!. Satu satunya masalah utama dalam hidupa gue adalah sensasi dalam kepala gue sendiri. Ya I’m an overthinking. How to fight it? Just stay positive. Lama gue vakum membuat tulisan. Berbagai hal gue lalui selama empat tahun skip menulis. Menyesal? Ya menyesal. Kenapa dari sekian banyak moment manis pahit selama 4 tahun belakangan tidak gue freeze dalam sebuah tulisan? Menyesal ya kenapa gue kalah sama pikiran macam – macam yang pada akhirnya bikin gue gak produktif.
Here now I’m back. Sebisa mungkin setiap minggu harus ada yang gue
post dalam blog ini. mau itu cur col gak jelas. Jangan sih! Yg wort it aja laah.. insya allah, ini baru
awal permulaan (lagi). Sesungguhnya dan sejatinya gue manusia yang extrovert
dan seharusnya juga itu yang menjadi latar belakang utama gue menjadi manusia
yang produktif. Ya gue baru sadar selama empat tahun ini sudah masuk golongan
orang yang merugi. Sangat merugi. Tapi, gua anggap itu sebagai fase pendewasaan
(yg kesekian) dalam hidup gue.
Sedikit gue rangkum kaleidoskop
(ciailaah kayak metro tv) yg gue sesalili gak gua catch up dalam memoar (sebenernya gue juga udah agak lupa - lupa
sih) tapi sejatinya itu sangat berkesan dan mengubah separuh kehidupan gue yang
tadinya tukang galau jadii makin galau (engga deng makin dewasa laaah insya
allah)
2014
Awal 2014 gue awali dengan bacakpacker. Untuk pertama kalinya gue ikut
backpacker ‘beneran’. Sebelumnya penah sih ke banten ikut acara Travel Writer
bareng Gol A gong dan komunitas Backapacker
Koprol, tapi lebih ke traveling
biasa aja karena yang pertama itu di koordinir dan gak bener – bener ngerasain
capeknya jadi bacakpacker “sejati”.
Di awal 2014 itu gue bersama
ketiga temen cewek gue. Cucu, Annisa, dan Butet. Mereka adalah teman main gue
waktu masih kuliah S1 di UIN Bandung. Cucu dan annisa anak urusan ilmu hukum
dan butet temen sekelas gue di jurnalistik. Januari 2014 kita awali dengan
kenekatan kita cewek ber empat jalan ke jawa timur (naik kereta mksdnya)
berbekal info yang kita akses dari internet. Untuk detail perjalanan gue selama
backapackeran di jatim Insya allah akan
di rangkum dalam tulisan khusus nanti yaa..
Ternyata menjadi backpacker itu
tidak seindah keliatannya orang – orang banyak posting di medsos. Untuk mendapatkan
angle dan view ruaar biasa indah itu banyak pengorbanan dan jerih payah yang
harus di tempu (lebay banget). Up side
down mood kerasa banget. Harus banyak banyakin sabar kalo lagi
bacakpackeran itu. Hal itu baru gue sadar banyak orang bilang semakin kita
banyak melakukan perjalanan semakin kita jadi dewasa. And That’s truly what I feel.
Sealnjutnya, di 2014 juga adalah masa
– masa dimana gue pertama kali megenal dunia kerja jadi jurnalis ‘beneran’. Pertengahan
tahun itu kampus mewajidkan mahasiswa jurnalistik ikut job training di media, gue jobtre
di gramedia majalah (salah satu anak perusahan kompas gramedia) suka duka
menjadi seorang jurnalis sedikitnya pernah gue cicipi di masa itu. Indah? Iya karena
gue banyak ketemu hal baru dan banyak dapet kenalan baru, selain itu gue dapet
kesempatan yang langka dimana saat itu bisa ketemu orang –orang kece dari mulai
artis – artis sampe pejabat dan para tokoh elite politik.
Selain itu, juga untuk pertama
kalinya, gue merasakan the truly atmosphere
ibu kota yang kadang nyenengin dan bikin excited
dan lebih sering bikin jengkel karena transportasi publilknya yang masih
aburadul. Setiap hari di jam berangkat dan pulang kantor gue merasakan Indahnya
transit di halte Harmoni (yang pernah ngerasain boleh ngacung).
2,5 bulan kehidupan manis pahit
sebagai jurnalis gue jalani di ibukota tercinta jekardah. Setidaknya berkat
tugas liputan-liputan yang ‘masih’ diarahkan sama redaktur itu, gue jadi pernah negrasain masuk ke diskotik. Eits,
bukan untuk dugem atau macem - macem tapi yaa.. kebetulan 2x gue pernah
ditugaskan meliput launching produk
handphone terbaru (yg waktu itu blm tau tempatnya jadi naik taxi) dan ternyata
menuju ke sebuah diskotik besar di kawasan SCBD dan FX Sudirman. Tapi so far itu
indah berkesan dan seru.
Bersambung…
0 komentar:
Posting Komentar