Pada awalnya ada seorang cewek yang menggantungkan hidupnya dengan cara menjual kue coklat.pada suatu ketika saat masa penjualan sangat menurun,krisis ekonomi dan minimnya modal yang dimiliki, dia mencoba bertaruh dengan menggunakan semua modal yang tersisa padanya untuk membuat kue coklat itu. perlu diketahui kue coklat yang ingin dibuatnya ialah semacam kue bolu atau black forest yang seperti kita tahu memiliki struktur kue yang lembut dan mengembang. ia mulai membeli bahan-bahan adonan kue, sampai akhirnya pukull empat pagi kue itu baru selesai di buat. saat ia mencicipi kue yag ia buat dengan sisa modal fisik dan finansial yang dimiliki, tak dinyana ternyata hasilnya tidak seperti yang ia inginkan. kue itu tidak mengembang, bantet dan tidak selembut kue bolu ataupn black forest. si cewek pun merasa ini merupakan kegagalan yang amat-sangat. karena saking kecewanya, akhirnya kue itu ia tinggalkan begitu saja di atas meja.
Seorang temannya yang biasa menjualkan hasil kue buatannya melihat kue itu dan langsung menjualnya, ia pikir, seperti biasa temannya membuat kue untuk di jual. ternyata tanggapan konsumen pun beragam. "ini kue baru ya? enak banget nih. besok saya pesan satu loyang. kok ada kue baru gak bilang-bilang? saya kann bawa duitnya cuma sedikit, besok bawa lagi ya..."
Sang teman pun bingung dengan tanggapan konsumen tersebut, bukankah ini kue yang biasa saya jual, pikirnya. setelah ia mencicipi ternyata memang kua ini lain dari biasanya. meskipun tidak selembut dan seempuk biasanya tapi terdapat rasa yanjg khas, rasa coklat yang cukup dominan serta aroma coklat yang sangat kental. dengan tergopoh-gopoh sang teman memberitakan berbagai macam kejadian yang telah dia alami saat menjual kue itu pada si cewek pembuatnya. rasa tidak percaya, haru dan senang segera merubah kondidi hati si cewek yang tadinya bermuram durja. akhirnya ia pun bersemangat untuk membuat 'kue gagal' itu. karena aroma dan rasa coklat yang khas itu akhirnya ia memberi nama kuenya dengan nama 'brownies'.
Hidup itu adalah proses
Cerita di atas bukanlah sejarah yang sebenarnya tentang kue brownies, namun ada pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah itu.terkadang kita telah mengusahakan segala sesuatu yang kita miliki, kita upayakan, dan kita lakukan sebaik-baiknya untuk mewujudakan apa yang kita inginkan . ternyata hasilnya tidak seperti apa yang kita harapkan. tapi dari hasil yang mengecewakan itu ternyata bukan bebarti memberi efek yang mengecewakan pula. ternyata banyak hal lain yang justru berhasil kita lakukan, atau dalam cerita di atas justru hasil dari kegagalan itu justru menghasilkan sesuatu yang baru, bahkan hal yang unik.
Terkadang yang kita sesali hanya hasilnya saja, tetapi bukankah kita telah melakukan sesuatu yang luar biasa dari proses yang telah kita lakukan? mungkin inilah yang sering kita abaikan daslam melakukan sesuatu hal, jarang kita perhatikan prosesnya. pada akhirnya hasil menjadi segala-galanya dalam tolak ukur keberhasilan kita. bahkan tidak jarang karena hasil yang mengecewakan kita menjadi berputus asa dari usaha kita.
Bukankah sudah cukup banyak dalam surat-surat cinta allah yang menekan pada proses? dimulai dari turunnya surat Al-alaq ayat 1 "bacalah dengan nama tuhanmu!" baca merupakan suatu proses. atau "dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar..." (ar-rum : 8). bukankah disana allah telah menunjukkan bagaimana proses dalam suatu hal yang harus selalu kita perhatikan? prises kejadian, proses penciptaan dan masih banyak lagi. yang terkadang hal itu luput dari perhatian kita, akhirnya justru kita sesali.
Dalam keseharian hal ini mungkin sering telah terucap secara dengan sengaja ataupun tidak. "duh.. padahal tadi malam sudah belajar sampai jam 3, eh soalnya ternyata nggak ada yang bisa saya kerjakan..."
terkadang penyesalan yang terucap itu karena ketidakmampuan kita mensyukuri apa yang telah kita dapat. mungkin sebenarnya justru nikmatnya lebih banyak dibandingkan tidak nikmatnya. coba kita lihat lagi dari monolog di atas. apakah ilmu yang sudah kita pelajari akan hilang kalau kita tidak bisa mengerjakan soal? marilah kita mencoba melihat kembali ke dalam diri kita, seberapa banyak kejadian-kejadian seperti di atas yang tanpa sadar ataupun sengaja kita lakukan? marilah mulai sekarang kita mulai banyak mensyukuri dari apa yang dapat kita lakukan, bukan hanya bersyukur dari apa yang telah kita dapatkan.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, kami pasti akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (ibrahim : 7)
(muslimah edisi maret 2006)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar