Subscribe:

Ads 468x60px

Sample text

Social Icons

Social Icons

Selasa, 24 Oktober 2017

Revolusi Marxist


Bicara tentang ideologi Marxisme sangat identik dengan paham komunisme. Komunisme yang belakangan ini sedang hits di Indonesia tidak terlepas dari paham Marxisme yang di bawa Oleh seorang Filsuf asal jerman Bernama Karl Marx. Marx lahir pada tahun 1818 di Treves, Jerman. Seorang anak dari keluarga yahudi golongan menengah yang telah memeluk agama protestan. Marx meraih gelar Doktor di bidang filsafat di Jena pada tahun 1841.

Banyak orang terobsesi dan begitu mengagumi pemikiran Marx. Mereka ini di sebut dengan Marxist sedangkan ajaran yang dibawa Marx sendiri disebut Marxisme yang berisi ajaran yang kini kita kenal dengan sebutan komunime. Semua komunis di dunia adalah penganut ajaran Marxisme. Namun, tidak semua Marxist adalah Komunis.

Ajaran komunisme sendiri lahir sebagai kritik terhadap ideologi liberalisme. Marx menganggap librealisme merupakan ajaran yang jahat. Liberalisme yang mengutamakan individualisme telah mendorong kaum kapitalis untuk terus memperkaya diri. Di sisi lain kaum buruh terus tertindas dan semakin terpuruk kehidupannya. Dalam teori Marxist, Marx sudah menggambarkan kondisi Masyarakat di bawah ideologi liberalisme dimana kaum kapitalis semakin  kaya dan kaum proletaris (buruh) semakin terpuruk dan miskin.  

Dalam ideologi liberalisme setiap orang dapat memperoleh kebahagiaan materialistik sebagai bayaran atas upaya dan kerja keras yang dilakukannya. Setelah revolusi industri, ideologi liberalism terus berkembang mejadi ideology liberalisme kapitalis. Dimana terjadi persaingan antara kaum kapitalis dalam suatu industri di Negara eropa. Dengan modal besar yang dimilikinya, seorang kapitalis terus memproduksi berbagai komoditi pokok yang dibutuhkan masyarakat. Di sisi lain masyarakat tidak memiliki modal sehingga tidak memiliki kemampuan untuk melakukan produksi kebutuhan sehari – harinya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya, masyarakat sangat tergantung pada komoditi yang dihasilkan dari industri kapitalis.

Kaum kapitalis melihat peluang tersebut sebagai lahan untuk meperbesar industrinya dengan terus menghasilkan komoditi. Semakin banyak komoditi yang di produksi, semakin murah harga jual , semakin besar keuntungan yang di peroleh pemilik modal, masyarakat semakin di untungkan sehingga masyarakat semakin bergantung pada industri tersebut. Semakin besar perusahaan, akan semakin banyak membutuhkan tenaga ahli dan pekerja buruh, semakin luas juga lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Terbentuklah hubungan saing ketergantungan antara kaum pemilik modal dan masyarakat.

Marx menilai fenomena ini sebagai bentuk penjajahan terhadap kaum buruh. Ia menganggap kaum buruh bukannya di untungkan dengan terus bekerja pada kaum kapitalis. Namun itu merupakan bentuk eksploitasi tenaga kerja pada kaum buruh. Kaum kapitalis semakin kaya berkat kerja keras para buruh. Para buruh tidak punya pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga terpaksa harus tunduk pada kapitalis. Marx menyebut fenomena itu dengan sebutan “lingkaran setan”.

Marx menganggap perlu adanya revolusi. Dimana kaum buruh harus bergerak melawan kapitalis yang terus menggerogoti tenaganya. Marx mangatakan suatu perubahan tidak akan terjadi jika kaum buruh ini tidak menginginkannya dan tidak melakukan tindakan untuk menghadirkan perubahan. Marx menganggap kekerasan dan pembantaian di bolehkan untuk suatu perubahan besar. menurut Marx, masyarakat liberalisme itu ibaratkan baju yang sudah usang, sudah tidak layak pakai sehingga harus di buang dan diganti dengan yang baru. Mereka yang mempraktekan ajaran Marx inilah yang disebut dengan penganut paham sosialis komunis.


0 komentar:

Posting Komentar