Subscribe:

Ads 468x60px

Sample text

Social Icons

Social Icons

Rabu, 30 Januari 2013

Cerita dari Goethe part 1


Meine klasse
Allo allo allo Guten Abend! Wie gehts dir ihnen? Auch so sehr gut naturlich! Hehe

Malam ini saya punya cerita dari kampus kedua saya yaitu Goethe institute bandung, meski baru masuk kuartal kedua saya belajar ya sekitar hampir empat bulan, disini saya banyak menemukan pengalaman baru. Suasana belajar Goethe saya rasakan sangat berbeda dengan di kampus, salah satu perbedaannya adalah kalau di UIN saya sama sekali tidak menemukan teman perempuan yang tidak berjilbab alias semuanya muslim, bedanya di Goethe khususnya di kelas saya dari enam orang siswinya hanya saya yang berjilbab karena memang tidak semuanya beragama islam. Aber keine problem, meski jumlah siswi yang muslim dan berjilbab disini terbilang minoritas namun itu sama sekali tidak menjadi pengahalang bagi kami untuk bergaul, saling tukar pikiran bahkan sampai curhat masalah pribadi saking kami akrabnya.

Di kuartal kedua ini Alhamdulillah saya sekarang berstatus student dilevel A1.2 setelah berhasil menyelesaikan level A1.1 di kuartal satu desember lalu. Di kelas baru ini juga ada teman-teman yang sudah saya kenal sejak level sebelumnya seperti Desi, Wisnu, Dito, Taufik, Juna, Tya, Tezar, Beni, acim dan ghifary. Dan kini lebih ramai karena juga ada beberapa personel baru yang bergabung yaitu ghea, pina, sakina, afta, dan emir. Salah satu cerita seru dari Goethe terjadi sore tadi…

Hujan mengguyur kota bandung sedari sore. Dan karenanya membuat perjalanan saya agak tehambat menuju shelter damri di depan kampus. Meski keberangkatan damri sedikit terlambat kurang lebih lima belas menit dari biasanya tapi untungnya sore itu saya tidak terlambat masuk kelas, saya datang lima menit sebelum jam pelajaran dimulai. Sampai di kelas Herr Dadan (guru saya) sudah stand by di depan computer kelas. Dan rupanya sudah ada beberapa teman juga yang kini menunggu kedatangan yang lainnya. Kelas sore itu terbillang masih kosong dan sepertinya yang lain terlambat karena terhalang hujan yang kini tinggal meninggalkan rintikan gerimis kecil.

Saya memilih duduk di pojok kiri di samping diantara pina dan taufik karena dirasa posisinya nyaman tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dari smartboard.  Setelah semua student dan studentin hadir, tanpa di duga-duga rupannya Herr Dadan sudah mempersiapkan soal untuk test dadakan  sore itu, sontak semua student merasa panik karena memang tidak memiliki persiapan. Yang bisa kita lakukan saat itu hanyalah pasrah pada-Nya.

Dari keempat bagian soal yang sudah di bagikan, di bagian soal keempat sedikit membuat kami kebingungan karena pertanyaan yang mengecoh ditambah lagi kami hanya diberi waktu 15 menit untuk mengerjakan semua soal yang beranak cucu itu. Di soal bagian terakhir itu kita diperintahkan untuk menuliskan angka yang tertera di soal ke dalam huruf alphabet. Dengan membaca sedilikit petunjuknya di soal. Beruntung saya mendapatkan sebuah keyword “geburtstag” dan “am” yang berarti saya harus menambahkan huruf sten/ten di bagian akhirnya. Setelah semua selesai dan soal dikumpulkan, beberapa teman sepertinya agak panik karena ada juga yang salah mentafsirkan soal bagian empat itu yang harusnya berupa tanggal lahir malah diartikan sebagai jam sehingga mereka menuliskan huruf latinnya tanpa tambahan sten/ten seperti yang seharusnya. Soal bagian satu tidak saya isi dengan penuh karena waktu yang begitu cepat, padahal seharunya kami mampu mengerjakan semuanya tepat waktu tapi waktu kami banyak tersita oleh soal bagian empat yang mengecoh

Suasana kelas sedikit meradang karena kesalahan kecil yang pada akhirnya fatal itu cukup membuat Herr Dadan agak kesal karena ketidaktelitian dan ketidak disiplinan kami dalam pengerjaan soal. Raut muka BETE pun mulai bermunculan dari wajah para student. Hingga waktu istirahat tiba, celotehan acim sedikit mencairkan suasana.

“eh denger, kalo kambing jadi ayam, kalo sapi jadi kambing, trus kalo ayam jadi apa?” tanya acim serius.

“jadi-jadian hahaha”

“bukan tapi yaaahhhh jadi baaanyaaaak” jawab acim
Hahaha kami semua yang mendengar pun tertawa

“heeemmm dasar sarjana hukum maenannya gituan hahaha” sela ghea membuat kami semua tertawa tebahak-bahak.

“eh ada lagi nih, tau ngak kenapa SHANGHAI depannya harus pake ‘s’ ?”

“ kalo ngak pake ‘s’ jadinya anghai lah” seru ghifary

“bukaaan” kata acim dengan nada bicaranya yang khas seperti anak-anak

“terus apaaa dong???” tanya ghea penasaran

“mau tau nih benerrrr?????” tanya acim semakin mebuat semua orang yang medengarkannya menjadi penasaran.

“apaan sih emang” cerocos beberapa teman yang lain

“hmmmmm soalnya kalo ngak pake eeessssssss nantinya ngak dingin dong..” jawab acim dengan nada bicara polosnya.

“hahahahah “

Sontak seisi kelas tertawa membahana. Bukan karena jawabannya yang lucu tapi kami tertawa lebih karena melihat ekspresi wajah acim dan gaya bicaranya yang beda, unik dan polos tanpa di buat-buat.

“hahaha ayo-ayo lagi cim” pinta ghea yang masih asyik menertawakan acim.

“hmmmmm tar dulu…. Oyaaa… coba tebak nih buah buah apa yang bikin kaget?” tanya acim dengan raut muka yang menandakan kalau dia sedang berpikir keras.

“BUAH DURIAN!” teriak sakina

“bukaaaan tapi buah MANGGA!” JAWAB acim sambil berteriak sontak membuat kaget seisi kelas.

“ayo-ayo cim lagi-lagi” pinta ghifary

“hmmmmm ada nih buah apa yang bikin orang bingung?” tanya acim

“hmmm ngak tauuuuu emang apa?”

“yah buah mangga”

“hmmm iya PUNTEN..” timpal saya.

“yaah yah bener itu reztya hahahahahaha” acim yang langsung tertawa membahana mendengar jawaban saya, 
dan seisi kelas kembali membahana di buatnya. Saya sedikit bingung karean saya rasa jawaban saya sama sekali tidak lucu, tapi yasudahlah tapi keanehan itulah justru membuatnya unik.

Waktu istirahat yang berdurasi 15 menit rupanya sudah habis. Tidak terasa karena mendengarkan celotehan acim. Herr Dadan kembali memasuki kelas dan melihat para student nya sedang tertawa terpingkal-pingkal membuat dirinya penasaran…..

to be continue…



2 komentar:

  1. Aduh acim-acim kayanya punya segudang tebak-tebakan tuh

    BalasHapus
  2. ja genau!.... sejuta tebakan yang gak pernah bisa di tebak sepertinya haha

    BalasHapus